Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 01 November 2013

Definisi PR, Analisa, dan Permasalahan PR



Definisi PR
Menurut Frank Jefkins PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.

Analisa
Komunikasi yang dilakukan oleh PR dilakukan secara terencana, artinya disini setiap PR melakukan komunikasi baik itu didalam lingkup organisasinya maupun kepada khalayak yang berada diluar lingkup organisasinya mereka selalu melakukan kegiatan komunikasi secara tersusun sehingga PR dapat mencapai tujuan-tujuannya dan mendapatkan kepercayaan dan citra yang baik dari khalayak banyak.
PR menjadi jembatan antara organisasi dengan publik untuk dapat selalu berhubungan dengan baik. Selain itu PR juga harus bisa menghidupkan suasana kerja yang baik dalam suatu organisasi antar anggotanya, sehingga mereka bisa bekerja dengan baik.
Menurut saya, PR adalah interaksi antara organisasi dengan khalayak yang ada diluar organisasi yang dilakukan untuk menjalin hubungan baik sehingga tidak ada yang merasa dirugikan satu sama lain.
Permasalahan PR
Fatwa yang dikeluarkan oleh MUI tanggal 16 Desember 2000 tentang haramnya produk Ajinomoto. Produk Ajinomoto yang dinyatakan haram ini ternyata telah diproduksi sejak bulan Juni sampai 23 Nopember 2000 karena menggunakan bahan pendukung bacto soytone yang mengandung enzim babi, atau dalam bahasa ilmiahnya disebut porcine.
Dengan adanya masalah tersebut, PR dari Ajinomoto melakukan medefinisikan masalah. Dalam hal ini, PR melakukan penyelidikan tentang adanya penggunaan bahan porcine dalam produk Ajinomoto. Dalam penyelidikan tersebut, Ajinomoto memaparkan bahwa bahan porcine yang dipakai sebagai bahan pendukung memang di pakai, tetapi hasil akhirnya tidak terkandung bahan tersebut. Walaupun hanya dalam prosesnya, MUI tetap mengharapkan produk tersebut. Abdulrahman Wahid pada saat itu yang menjabat sebagai Presiden RI menghalal kan produk tersebut untuk menghapuskan keresahan masyarakat. Walaupun yang berbicara orang no satu di Indonesia, MUI tidak mencabut fatwa tersebut sebelum produk Ajinomoto melepaskan bahan pendukung yang mengandung enzim babi.
Pihak Ajinomoto juga mencari tau tentang bagaimana sikap dan perilaku dari masyarakat setelah terjadinya masalah tersebut. Walaupun Abdulrahmad Wahid menyimpulkan bahwa produk tersebut halal, tetapi masyarakat khususnya muslim belum dapat menaruh kepercayaan untuk menggunakan produk Ajinomoto karena MUI yang di tunjuk sebagai lembaga sebagai penguji kehalalan atau keharaman MUI belum menyebutkan halal pada Ajinomoto.
Dampak dari dikeluarkannya fatwa haram ini tentu menjadikan masyarakat tidak memakai produk itu kembali khususnya kaum Muslim. Dari informasi-informasi yang dikumpulkan, PR membuat perencanaan dan pemograman tentang bagaimana strategi, tindakan, komunikasi, ataupun taktik yang harus dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan dari masyarakat. Setelah membuat perencanaan apa saja yang harus dilakukan untuk kembali menarik kepercayaan masyarakat, pihak Ajinomoto pun mengimplementasikan perencanaan tersebut. Pihak Ajinomoto harus mengembalikan citra dan kepercayaan yang membuat masyarakat kembali memakai produk tersebut. Ajinomoto telah menghapuskan bahan baku yang di haramkan, dan mendapat sertifikat halal dari MUI. Agar masyarakat tau dan percaya terhadap produk tersebut, pihak ajinomoto mulai membuat iklan baru yang di pasang di televise-televisi nasional dengan lebih menonjolkan label halal nya di produk tersebut, sehingga masyarakat bisa memakan produk tersebut dengan tenang.  
Evaluasi yang dilakukan pihak Ajinomoto ini menghasilkan hasil yang sangat baik. Walaupun dalam jangka waktu yang cukup lama, yaitu satu tahun, tapi mereka berhasil untuk kembali mengembalikan citra mereka dan kepercayaan masyarakat dalam memakai produk tersebut.
Begitulah manajemen PR dalam mengembalikan citra perusahan dan kepercayaan masyarakat. Dengan Mengidentifikasikan masalah, Perencanaan dan pemrograman, mengambil tindakan dan berkomunikasi, serta mengevaluasi program. Perusahaan tersebut bisa keluar dari permasalahan yang mereka sedang hadapi dan mendapat umpan balik yang baik dari khalayak.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About